Pernahkah
di dalam benak Anda terbayang menjadi juara kontes cupang? Jika pernah,
berarti Anda memiliki harapan positif yang bisa saja terwujud. Harapan
ini yang akan memompa Anda untuk lebih kreatif dan berusaha keras untuk
mewujudkannya. Pasalanya, juara dalam suatu perlombaan tidak tercipta
secara kebetulan.
Ikan cupang masih menempati primadona kontes ikan hias. Semenjak
kemunculannya di ranah dunia ikan hias, cupang masih ramai diperlombakan
dalam berbagai kontes, baik tingkat lokal maupun nasional. Penggemar
ikan cupang juga kian hari semakin meningkat. Bahkan, telah terbentuk
organisasi-organisasi yang mewadahi penggemar dan kegiatan seputar ikan
cupang, mulai dari tingkat daerah, nasional, hingga internasional.
Dengan
demikian, memiliki ikan cupang laksana aset emas yang bisa mendatangkan
keuntungan besar, dan tidak hanya sekadar hobi. Aset emas di sini ialah
ketika ikan cupang yang dimiliki menjadi sumber kreativitas dalam
meningkatkan kualitas penampilannya. Jika penampilannya sudah prima
sehingga layak ikut kontes, di sinilah peluang menjadi jawara terbuka.
Dan, jika Anda menjadi pemenangnya, tentu saja cupang Anda menjadi
bernilai emas.
Akan tetapi, menjadikan seekor cupang menjadi
jawara kontes tidaklah semudah membalik telapak tangan. Dibutuhkan
kejelian memilih bakalan dan ketelitian perawatannya. Bakalan yang baik,
kemungkinannya lebih besar untuk mencapai kualitas kontes. Jika
bakalannya jelek, harapannya sangat kecil, sekalipun mendapatkan
perawatan optimal.
Di dalam perawatannya, ikan cupang mesti
mendapatkan perlakuan khusus sesuai karakteristik dan kebutuhannya.
Misalnya, pengaturan air, pakan, pengendalian hama penyakit, dan
pelatihan mental. Pakan alami yang disukai ikan cupang, di antaranya
jentik nyamuk, kutu air, dan cacing dara. Suplemen tambahan juga perlu
diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Kualitas air yang
tidak sesuai dengan kebutuhan cupang bisa menjadi sumber penyakit.
Tingkat keasaman (pH) standar bagi ikan cupang sekitar 6.2—7.5.
Sedangkan kesadahannya, 5—12 dH dan suhunya 25—30 ˚C. Sementara itu,
penyakit bakterial yang kerap menyerang cupang di antaranya, velvet,
bintik putih, dan penyakit busung. Penyakit-penyakit ini perlu ditangani
serius agar cupang tumbuh sehat.
Selanjutnya, bagaimana cara
mendapatkan pakan-pakan alami dan mekanisme pemberiannya? Pengendalian
beberapa penyakit yang sering menyerang cupang? Tahapan apa saja yang
mesti dilakukan dalam merawat dan melatih cupang? Kriteria apa saja yang
dinilai dalam kontes cupang?
Buku Mencetak Cupang Jawara Kontes
terbitan AgroMedia Pustaka ini memberikan informasi seluruh kebutuhan
Anda untuk menciptakan cupang kesayangan menjadi jawara kontes. Mulai
dari pembahasan seputar prospek ikan cupang, mengenali morfologi dan
perilaku cupang, jenis-jenis pakan bergizi kesukaan cupang,
pengendalian hama dan penyakit, hingga merawat dan melatih cupang.
Selain
itu, di dalam buku yang disusun oleh Enggan Priguna Sidharta dan
Maloedyn Sitanggang ini dilengkapi pula dengan galeri foto cupang
ekslusif dan CD panduan pemeliharaan dan perawatan cupang. Melalui video
praktik di dalam CD ini, tentu akan lebih mudah bagi Anda untuk
mengaplikasikannya secara langsung.
Selamat berkarya. Semoga menjadi juara!
Kamis, 01 November 2012
Agar Cupang Menjadi Jawara Kontes
06.36
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar