Burung cendet merupakan tipikal fighter, alias memiliki temperamen tinggi jika bertemu dengan sesama cendet lainnya. Ia langsung on fire untuk ngoceh. Tetapi jiwa fighter-nya akan berkurang, bahkan hilang, ketika ia mengalami gatal-gatal pada bulu-bulunya. Lebih parah lagi jika cendet sampai mencabuti bulu-bulunya, terutama bulu ekornya. OMG…, apa yang mesti dilakukan?
Jika itu yang terjadi, mari kita telisik satu persatu kemungkinan
penyebabnya, karena memang banyak faktor yang mempengaruhi. Silakan cek
kemungkinan penyebab ini dengan situasi-kondisi yang Anda lihat pada
cendet kesayangan di rumah.
Pertama, ada kutu yang bersarang di pangkal ekor atau di sekitar kloaka.
Pertama, ada kutu yang bersarang di pangkal ekor atau di sekitar kloaka.
Ini merupakan kemungkinan yang berkaitan
langsung dengan gejala yang terlihat. Biasanya, gatal kan disebabkan
kutu. Secara naluri, cendet akan memberi respon terhadap gatal-gatal di
bagian tersebut, yaitu dengan menggesek-gesekkan paruh ke daerah pangkal
ekor atau sekitar kloaka (dubur).
Ketika gatal-gatal tidak tersembuhkan,
burung akan mencabuti bulu-bulu di bagian ekor. Persoalannya bukan
cendet akan kehilangan keindahan bulunya, tetapi konsentrasinya hanya
terpusat pada bagaimana mengatasi gatal-gatal. Akibatnya, ia sering
telat makan dan malas berkicau lagi.
Untuk mendeteksi ada dan tidaknya kutu,
bisa diawali dari pemeriksaan kerodong bagian dalam. Jika di bagian
tersebut terlihat kutu, bisa dipastikan bahwa inilah penyebab cendet
sering mencabuti bulu ekornya. Kutu pada kerodong ini berasal dari
kibasan bulu-bulu ekor yang berkutu, dan sebagian terbang ke kain
kerodong (sebagian lagi jatuh ke dasar sangkar).
Jika di kain kerodong tidak terlihat
adanya kutu, maka untuk memastikannya Anda harus mengambil cendet dari
sangkar. Amatilah daerah di sekitar kloaka atau bulu-bulu di bagian
pangkal ekor. Jika benar ada kutu, pasti akan terlihat.
Solusinya?
Kutu mesti dibasmi. Bisa menggunakan cara
herbal, misalnya merebus daun sirih, lalu air rebusan yang sudah dingin
disemprotkan ke bagian tubuh cendet yang berkutu. Kalau nggak mau repot,
gunakan saja produk jadi, misalnya BirdFresh dan FreshAves untuk memvasmi kutu yang bersarang di tubuh burung, sangkar, maupun kain kerodongnya.
Kedua, cendet mengalami over birahi.
Jika memang tidak ada kutu, bisa jadi
penyebabnya karena cendet mengalami over birahi. Tetapi penyebab seperti
ini jarang dijumpai pada cendet yang dipelihara oleh kicaumania yang
sudah berpengalaman. Bagi pemula, kemungkinan ini bisa saja terjadi.
Over birahi bisa disebabkan kesalahan setelan untuk perawatan harian, terutama pemberian ekstra fooding
yang berlebihan. Artinya, dosis EF yang mestinya untuk persiapan
menjelang lomba justru diberikan untuk rawatan harian. Jika tak ada
sesama cendet di dekat sangkarnya, tentu watak fighter-nya tidak keluar, sementara potensi untuk bertarung sudah meledak-ledak. Cek bagaimana setelan cendet untuk rawatan harian dan rawatan jelang lomba.
Solusinya? Stop jatah EF untuk sementara
waktu. Kurangi jemur, dan perbanyak mandi ( 3 kali / hari). Lakukan
terapi ini hingga cendet tidak mencabuti buli ekornya lagi. Ingat, Anda
tidak perlu melakukan terapi ini jika pemberian EF sudah sesuai dengan
setelan.
Ketiga, cendet mengalami stres atau drop setelah berlomba.
Mengingat wataknya yang fighter,
cendet berpotensi mengalami stress, drop, atau jatuh mental setelah
berlomba. Ketika mendengar musuhnya lebih mapan, memiliki materi senjata
maut, cendet seringkali merasa minder dan jatuh mental. Kelemahan tipe fighter
ya seperti itu. Perilaku ini juga dijumpai pada ayam bangkok yang juga
bertipe fighter. Jika kalah, mental ayam bangkok langsung drop.
Solusinya? Jika cendet mengalami stres
atau mentalnya drop, segera isolasikan di tempat tenang dan jauhkan dari
burung-burung lain (terutama sesama cendet). Berikan EF dengan porsi
sedikit lebih banyak. Selebihnya, lakukan perawatan seperti biasanya,
termasuk mandi dan jemur. Untuk mempercepat pemulihan mentalnya, Anda
bisa memberikan BirdVit.
Keempat, cendet mengalami defisiensi mineral dan vitamin.
Mengingat jenis mineral dan vitamin sangat
banyak, banyak sekali gejala klinis yang muncul, salah satunya adalah
sering mencabuti bulu-bulu ekornya. Di alam bebas, cendet secara insting
bisa memenuhi kebutuhan mineral dan vitamin, dengan cara memilih pakan
yang dibutuhkan. Di sangkar atau kandang penangkaran, kebutuhan itu
belum tentu terpenuhi dalam jumlah cukup pada makanan yang diberikan
manusia.
Padahal, setiap kekurangan jenis mineral
tertentu dan jenis vitamin tertentu akan menimbulkan ketidakseimbangan
hormon di dalam metabolisme tubuh burung. Akibatnya, burung seringkali
berperilaku tidak wajar, termasuk mencabuti bulu-bulu ekornya.
Sebagian besar kicaumania dan penangkar
berpengalaman lebih mengandalkan pemberian vitamin dan mineral pabrikan,
untuk memastikan kecukupan kedua nutrisi penting tersebut. BirdMineral dan BirdVit bisa menjadi solusi terbaik untuk memastikan kecukupan mineral dan vitamin pada jenis burung apapun.
Kelima, cendet merasa tidak nyaman dengan lokasi di sekitarnya.
Terkadang kita kurang memperhatikan
barang-barang yang ada di sekitar gantangan sangkar, dan terlihat oleh
burung. Misalnya saja payung, topi, dan sejenisnya. Tanpa disadari,
keberadaan benda-benda tersebut dianggap cendet sebagai ancaman,
misalnya disangka binatang predator.
Solusinya? Gampang! Singkirkan saja benda-benda tersebut, pindahkan ke tempat lain yang tak terlihat oleh pandangan cendet.
Sekali lagi, telusuri satu persatu
penyebabnya. Bisa jadi, hanya satu fakto penyebabnya, tetapi bisa juga
akumulasi dari dua faktor atau lebih. Selamat menelusuri….
0 komentar:
Posting Komentar